Kamis, 28 Januari 2016

artikel karya ilmiah, sikap mental wirausaha

Sikap Mental Wirausaha

Oleh : Dewi Lesari ( 11523157 )

Jurusan : Perbankan Syariah
kelas : A
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Belakangan ini istilah entrepreneurship, wurausaha muda atau usaha kecil menengah menjadi topik pembicaraan dari banyak kalangan masyarakat. Istilah-istilah itu seolah telah menjadi pembelahan ( dikotomi ) antara rakyat biasa dengan kalangan penjabat, namun, dijaman yang modern ini banyak terdapat wirausaha yang sukses dalam berbisnis, itu semua tidak terlepas dari pendidikan yang ditempuh, pengalaman yang  dimiliki, dan yang paling utama niat serta keberanian dalam membuka sebuah usaha, akan tetapi harus tetap sejalan dengan syariat islam.
Menjadi seorang wirausaha tidak cukup hanya dengan modal uang dan aset yang dimiliki, namun membutuhkan pengetahuan dalam berbisnis, kendati demikian akan lebih baiknya seorang wirausaha terlebih dahulu menempuh pendidikan agar setidaknya memiliki dasar-dasar dalam berbisnis. Wirausaha juga akan banyak mendapatkan pengalaman dengan banyak mengikuti training enterpreneurship yang banyak membahas tentang cara kesuksesan dalam mengembangkan berbisnis. Itu semua tidak terlepas dari proses pendidikan, karena pendidikan berperan sebagai tempat pengembangan Sumber Daya Manusia.
Raharjo ( 1995 ) mendefinisikan bahwa perguruan tinggi yang memiliki concern terhadap ekonomi dan perbankan Syariah dapat mengarahkan dan membekali  mahasiswa agar memliki mentalitas dan jiwa kewirausahaan atau berwiraswasta. Hal ini sangat mendukung, terutama dengan melihat dan memperhatikan langkanya kesempatan kerja, dan besarnya suplay tenaga kerja yang serjana. Itu artinya betapa penting sikap mental dalam berwirausaha, seseorang tidak akan sukses tanpa berbekal segudang ilmu yang akan mengantarnya menuju jalan kesuksesan, “arahan yang mengantar kepada segudang ilmu pengetahuan dan segudang ilmu pengetahuan itulah yang mengantar kepada kesuksesan”.
Dalam dunia kewirausahaan akan banyak hal yang dibahas, selain pentingnya bekal pendidikan, terdapat pula spritual yang berbasis agama agar apa yang dijalani mengacu kepada kebaikan yang akan mendatangkan berkah, karena dalam berbisnis nilai keagamaan sangat penting untuk individual pembisnis maupun konsumen.
Mengenai fakta tersebut, Chaptra ( 1997 ) seorang pakar ekonomi, mendefinisikan bahwa ekonomi yang berbasis islam merupakan cabang ilmu yang membantu merealiasasikan kesejahteraan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang langka yang tetap sejalan dengan syariat islam tanpa membatasi kretivitas individu untuk menciptakan suatu ketidakseimbangan kegiatan ekonomi.
Melihat kehidupan ekonomi masyarakat sekarang, berbagai fenomena tentang animo masyarakat, baik masyarakat luas maupun masyarakat komunitas akademik terhadap perkembangan ekonomi dan perbankan Syariah, maka perguruan tinggi sebagai sebuah lembaga pendidikan formal perlu mensikapi fenomena yang dimaksud dengan mengoftimalkan fungsi dan misi keberadaannya sebagai agen pembangunan Sumber Daya Manusia.
Dalam hal ini strategi perluasan lapangan kerja seperti pada bidang produksi, investasi, fiskal, moneter dan perdagangan, harga, upah, pendidikan dan pelatihan perencanaan tenaga kerja terampil dan ahli sesuai dengan kebutuhan pembangunan,. Misalnya melalui usaha mandiri kecil-kecilan , dan kewirausahaan melalui program-program yang memperkuat usaha kecil, memperbanyak pelaku ekonomi baru, memperkuat daya saing pelaku-pelaku ekonomi yang lemah, mendorong inovasi demi lajunya pertumbuhan ekonomi sebagai contoh “ seoarang enterpreneur harus peka akan perubahan dalam lingkungan sosialnya, jika masyarakat dijaman modern ini berbelanja dengan melihat merk barang, maka seorang enterpreneur harus berinovasi dalam meningkatkan kualitas barangnya dan memperhatikan merknya”, serta memodernisasikan usaha-usaha kecil yang nantiya bisa berkembang mengikuti arus jaman.
Peran pendidikan menjadi sangat penting dalam perekonomian suatu daerah, sumber daya alam yang Kaya perlu dikelola oleh manusia-manusia yang berpendidikan, karena kecerdasan sangat diperlukan dalam mengelola sumber daya alam. Tanpa ilmu pengetahuan yang cukup sumber daya alam tidak akan tertangani dengan baik dan menguntungkan bagi manusia, bahkan karena kurangnya ilmu pengetahuan manusia terkadang menyalahkan alam dan takdirnya, oleh karena itu peranan perguruan tinggi sangat strategis dalam mendorong perluasan kesempatan kerja melalui pengembangan pelaku-pelaku ekonomi yang baru (enterpreneur ) yang terampil dan berwawasan luas dalam bidang perekonomian, produktif, memiliki daya saing yang kuat, dan berjiwa mandiri ( wiraswasta ).
Seperti yang dikatakan bapak Romi Suradi, seorang dosen mata kuliah Pengantar Ekonomi disalah satu perguruan tinggi di Pontianak, bahwa menurut beliau “ jika masyarakat indonesia semuanya berwirausaha, bukan tidak mungkin pertumbuhan ekonomi negara akan meningkat pesat, bahkan sektor pendapatan negara bertambah”.
Contoh umumnya seperti negara China, yang terkenal dengan masyarakat berwirausaha, ketika pembangunan dimasyarakatnya sudah sejahtera maka pertumbuhan ekonomi negaranya melaju pesat dibandingkan negara-negara lain.
Adapun wirausaha sendiri memiliki makna yang sama dengan wiraswasta, keduanya memiliki perbedaan hanya pada cakupan maknanya, sebutan wiraswasta ini terpopuler pada tahun 70-an, sebutan ini memiliki pengertian “ sifat keberanian dalam kegiatan bisnis, keutamaan dan keteladanan dalam mengambil resiko apapun akan dihadapi, ketika ia berbisnis yang bersumber dari kemampuan sendiri”, lingkupannya mencakup semua orang dalam berbagai bidang pekerjaan, termasuk karyawan pemerintahan, koperasi, Badan Usaha Milik Negara maupun petani. Adapun sebutan enterpreneurship ini terkenal akibat perkembangan jaman yang semakin trendy!, sebutan ini awalnya terkenal diluar Indonesia, seperti pada negara-negara maju inggris, prancis dan kanada, sedangkan lingkup penekanannya juga kepada bisnis yang dijalankan oleh swasta, koperasi ataupun Badan Usaha Milik Negara.
Dalam berwirausaha tidak hanya pendidikan berbisnis yang bisa mensukseskan kegiatan usaha tersebut, namun juga pada bidang keagamaan, seorang enterpreneurship layaknya memiliki bekal iman yang kuat yang akan membantu dalam menghadapi kemungkinan segala hal yang menerpanya, karena menurut pandangan syariat islam manusia hanya bisa berdoa dan berusaha namun tuhanlah yang menentukan segala-galanya. Dalam hal ini banyak kasus dalam bisnnis yang ada kaitannya dengan nilai agama, contoh sederhana saja ketika berbisnis seorang enterpreneur bisa saja tidak jujur kepada konsumen dalam menetapkan harga barang, jumlah timbangan misalnya jika bisnisnya model sembako, hal seperti itu jelas merupakan sifat dusta yaitu menipu konsumen dan dilarang oleh syariat islam, dan akibatnya bukan hanya dosa dan harta yang tidak berkah didapatkan, bahkan bisa kehilangan pelanggan, ketika konsumen mengetahui bahwa produsen tidak jujur dalam kegiatan transaksi bukan tidak mungkin pelanggan akan beralih kepada produsen lain yang dapat dipercaya.
Peran agama tidak kalah penting dengan pendidikan, sebagai contoh “ dalam Perbankan Syariah diindonesia salah satu problem yang dihadapi adalah keterbatasan Sumber Daya Alam yang berwawasan integratif antara disiplin ilmu keSyariahan dan disiplin ilmu ekonomi, manajemen dan perbankan. Faktanya selama ini tenaga-tenaga yang mengelola perbankan Syariah adalah tenaga-tenaga yang fropesional yang memiliki wawasan tentang dunia perbankan. Sedangkan disiplin dalam ilmu Syariah diberikan secara ekstra. Padahal seharusnya dalam perbankan Syariah ilmu tentang kesyariatanlah yang diutamakan.
 Kemudian dalam dunia enterpreneur, keimanan seseorang bisa menentukan kesuksesannya, karena sesuai yang diajarkan dalam ajaran islam, manusia hidup didunia ini bukan hanya mencari kesuksesan didunia melainkan juga mencari kesuksesan dialam diakhirat.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan, bahwa salah satu pertumbuhan ekonomi negara sangat dipengaruhi oleh pendidikan yang akan meningkatkan Sumber Daya Manusia. Dengan pandidikan akan melahirkan pelaku-pelaku ekonomi baru yang sering disebut dengan enterpreneur atau wirausaha, dengan berwirausaha dapat meningkatkan sektor pendapatan perekonomian negara.
Kemudian selain pendidikan dan ilmu pengetahuan ilmu agama juga berperan penting dalam menciptakan seorang enterpreneur, ilmu agama akan menuntun kepada kesuksesan dalam berwirausaha.

Daptar pustaka

1.      Muhammad. Bank Syariah. Graha Ilmu. Yogyakarta. 2005. Hal 151.


2.      Ir.Adiwarman A.Karim,S.E., MBA., M.A.E.P. Bank Islam Analisis Figh Dan Keuangan. PT Raja Grapindo Persada. Jakarta. 2010. Hal 14.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar