Sikap Mental
Wirausaha
Oleh : Dewi
Lesari ( 11523157 )
Jurusan : Perbankan Syariah
kelas : A
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Belakangan ini
istilah entrepreneurship, wurausaha muda atau usaha kecil menengah menjadi
topik pembicaraan dari banyak kalangan masyarakat. Istilah-istilah itu seolah
telah menjadi pembelahan ( dikotomi ) antara rakyat biasa dengan kalangan
penjabat, namun, dijaman yang modern ini banyak terdapat wirausaha yang sukses dalam
berbisnis, itu semua tidak terlepas dari pendidikan yang ditempuh, pengalaman
yang dimiliki, dan yang paling utama
niat serta keberanian dalam membuka sebuah usaha, akan tetapi harus tetap
sejalan dengan syariat islam.
Menjadi
seorang wirausaha tidak cukup hanya dengan modal uang dan aset yang dimiliki,
namun membutuhkan pengetahuan dalam berbisnis, kendati demikian akan lebih
baiknya seorang wirausaha terlebih dahulu menempuh pendidikan agar setidaknya
memiliki dasar-dasar dalam berbisnis. Wirausaha juga akan banyak mendapatkan
pengalaman dengan banyak mengikuti training enterpreneurship yang banyak
membahas tentang cara kesuksesan dalam mengembangkan berbisnis. Itu semua tidak
terlepas dari proses pendidikan, karena pendidikan berperan sebagai tempat pengembangan
Sumber Daya Manusia.
Raharjo ( 1995
) mendefinisikan bahwa perguruan tinggi yang memiliki concern terhadap ekonomi
dan perbankan Syariah dapat mengarahkan dan membekali mahasiswa agar memliki mentalitas dan jiwa
kewirausahaan atau berwiraswasta. Hal ini sangat mendukung, terutama dengan
melihat dan memperhatikan langkanya kesempatan kerja, dan besarnya suplay
tenaga kerja yang serjana. Itu artinya betapa penting sikap mental dalam
berwirausaha, seseorang tidak akan sukses tanpa berbekal segudang ilmu yang
akan mengantarnya menuju jalan kesuksesan, “arahan yang mengantar kepada
segudang ilmu pengetahuan dan segudang ilmu pengetahuan itulah yang mengantar
kepada kesuksesan”.
Dalam dunia
kewirausahaan akan banyak hal yang dibahas, selain pentingnya bekal pendidikan,
terdapat pula spritual yang berbasis agama agar apa yang dijalani mengacu
kepada kebaikan yang akan mendatangkan berkah, karena dalam berbisnis nilai
keagamaan sangat penting untuk individual pembisnis maupun konsumen.
Mengenai fakta
tersebut, Chaptra ( 1997 ) seorang pakar ekonomi, mendefinisikan bahwa ekonomi
yang berbasis islam merupakan cabang ilmu yang membantu merealiasasikan
kesejahteraan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang langka
yang tetap sejalan dengan syariat islam tanpa membatasi kretivitas individu
untuk menciptakan suatu ketidakseimbangan kegiatan ekonomi.
Melihat
kehidupan ekonomi masyarakat sekarang, berbagai fenomena tentang animo
masyarakat, baik masyarakat luas maupun masyarakat komunitas akademik terhadap
perkembangan ekonomi dan perbankan Syariah, maka perguruan tinggi sebagai
sebuah lembaga pendidikan formal perlu mensikapi fenomena yang dimaksud dengan
mengoftimalkan fungsi dan misi keberadaannya sebagai agen pembangunan Sumber
Daya Manusia.
Dalam hal ini
strategi perluasan lapangan kerja seperti pada bidang produksi, investasi,
fiskal, moneter dan perdagangan, harga, upah, pendidikan dan pelatihan
perencanaan tenaga kerja terampil dan ahli sesuai dengan kebutuhan
pembangunan,. Misalnya melalui usaha mandiri kecil-kecilan , dan kewirausahaan
melalui program-program yang memperkuat usaha kecil, memperbanyak pelaku
ekonomi baru, memperkuat daya saing pelaku-pelaku ekonomi yang lemah, mendorong
inovasi demi lajunya pertumbuhan ekonomi sebagai contoh “ seoarang enterpreneur
harus peka akan perubahan dalam lingkungan sosialnya, jika masyarakat dijaman
modern ini berbelanja dengan melihat merk barang, maka seorang enterpreneur
harus berinovasi dalam meningkatkan kualitas barangnya dan memperhatikan
merknya”, serta memodernisasikan usaha-usaha kecil yang nantiya bisa berkembang
mengikuti arus jaman.
Peran
pendidikan menjadi sangat penting dalam perekonomian suatu daerah, sumber daya
alam yang Kaya perlu dikelola oleh manusia-manusia yang berpendidikan, karena
kecerdasan sangat diperlukan dalam mengelola sumber daya alam. Tanpa ilmu pengetahuan
yang cukup sumber daya alam tidak akan tertangani dengan baik dan menguntungkan
bagi manusia, bahkan karena kurangnya ilmu pengetahuan manusia terkadang
menyalahkan alam dan takdirnya, oleh karena itu peranan perguruan tinggi sangat
strategis dalam mendorong perluasan kesempatan kerja melalui pengembangan
pelaku-pelaku ekonomi yang baru (enterpreneur ) yang terampil dan berwawasan
luas dalam bidang perekonomian, produktif, memiliki daya saing yang kuat, dan
berjiwa mandiri ( wiraswasta ).
Seperti yang
dikatakan bapak Romi Suradi, seorang dosen mata kuliah Pengantar Ekonomi
disalah satu perguruan tinggi di Pontianak, bahwa menurut beliau “ jika
masyarakat indonesia semuanya berwirausaha, bukan tidak mungkin pertumbuhan
ekonomi negara akan meningkat pesat, bahkan sektor pendapatan negara
bertambah”.
Contoh umumnya
seperti negara China, yang terkenal dengan masyarakat berwirausaha, ketika
pembangunan dimasyarakatnya sudah sejahtera maka pertumbuhan ekonomi negaranya
melaju pesat dibandingkan negara-negara lain.
Adapun
wirausaha sendiri memiliki makna yang sama dengan wiraswasta, keduanya memiliki
perbedaan hanya pada cakupan maknanya, sebutan wiraswasta ini terpopuler pada
tahun 70-an, sebutan ini memiliki pengertian “ sifat keberanian dalam kegiatan
bisnis, keutamaan dan keteladanan dalam mengambil resiko apapun akan dihadapi,
ketika ia berbisnis yang bersumber dari kemampuan sendiri”, lingkupannya
mencakup semua orang dalam berbagai bidang pekerjaan, termasuk karyawan
pemerintahan, koperasi, Badan Usaha Milik Negara maupun petani. Adapun sebutan
enterpreneurship ini terkenal akibat perkembangan jaman yang semakin trendy!,
sebutan ini awalnya terkenal diluar Indonesia, seperti pada negara-negara maju
inggris, prancis dan kanada, sedangkan lingkup penekanannya juga kepada bisnis
yang dijalankan oleh swasta, koperasi ataupun Badan Usaha Milik Negara.
Dalam
berwirausaha tidak hanya pendidikan berbisnis yang bisa mensukseskan kegiatan
usaha tersebut, namun juga pada bidang keagamaan, seorang enterpreneurship
layaknya memiliki bekal iman yang kuat yang akan membantu dalam menghadapi
kemungkinan segala hal yang menerpanya, karena menurut pandangan syariat islam
manusia hanya bisa berdoa dan berusaha namun tuhanlah yang menentukan
segala-galanya. Dalam hal ini banyak kasus dalam bisnnis yang ada kaitannya
dengan nilai agama, contoh sederhana saja ketika berbisnis seorang enterpreneur
bisa saja tidak jujur kepada konsumen dalam menetapkan harga barang, jumlah
timbangan misalnya jika bisnisnya model sembako, hal seperti itu jelas
merupakan sifat dusta yaitu menipu konsumen dan dilarang oleh syariat islam,
dan akibatnya bukan hanya dosa dan harta yang tidak berkah didapatkan, bahkan
bisa kehilangan pelanggan, ketika konsumen mengetahui bahwa produsen tidak
jujur dalam kegiatan transaksi bukan tidak mungkin pelanggan akan beralih
kepada produsen lain yang dapat dipercaya.
Peran agama
tidak kalah penting dengan pendidikan, sebagai contoh “ dalam Perbankan Syariah
diindonesia salah satu problem yang dihadapi adalah keterbatasan Sumber Daya
Alam yang berwawasan integratif antara disiplin ilmu keSyariahan dan disiplin
ilmu ekonomi, manajemen dan perbankan. Faktanya selama ini tenaga-tenaga yang
mengelola perbankan Syariah adalah tenaga-tenaga yang fropesional yang memiliki
wawasan tentang dunia perbankan. Sedangkan disiplin dalam ilmu Syariah
diberikan secara ekstra. Padahal seharusnya dalam perbankan Syariah ilmu
tentang kesyariatanlah yang diutamakan.
Kemudian dalam dunia enterpreneur, keimanan
seseorang bisa menentukan kesuksesannya, karena sesuai yang diajarkan dalam
ajaran islam, manusia hidup didunia ini bukan hanya mencari kesuksesan didunia
melainkan juga mencari kesuksesan dialam diakhirat.
Berdasarkan
pembahasan diatas dapat disimpulkan, bahwa salah satu pertumbuhan ekonomi
negara sangat dipengaruhi oleh pendidikan yang akan meningkatkan Sumber Daya
Manusia. Dengan pandidikan akan melahirkan pelaku-pelaku ekonomi baru yang sering
disebut dengan enterpreneur atau wirausaha, dengan berwirausaha dapat
meningkatkan sektor pendapatan perekonomian negara.
Kemudian
selain pendidikan dan ilmu pengetahuan ilmu agama juga berperan penting dalam menciptakan
seorang enterpreneur, ilmu agama akan menuntun kepada kesuksesan dalam
berwirausaha.
Daptar pustaka
1.
Muhammad. Bank Syariah. Graha Ilmu.
Yogyakarta. 2005. Hal 151.
2.
Ir.Adiwarman A.Karim,S.E., MBA.,
M.A.E.P. Bank Islam Analisis Figh Dan Keuangan. PT Raja Grapindo Persada.
Jakarta. 2010. Hal 14.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar