Rabu, 11 Januari 2017

ARTIKEL BUDAYA KALBAR/MELAWI TENTANG KULINER


 “Oncau Ikan Khas Melawi Masa Silam Dan Modern”
Oleh ; Dewi Lestari

            Kalimantan barat tidak hanya terkenal dengan story dan keunikan wilayah khatulistiwanya, namun juga memiliki keunikan tentang jenis-jenis kuliner khasnya, yang mungkin berbeda dan jarang ditemukan ditempat lain, salah satu kuliner yang tidak kalah menariknya dari kuliner-kuliner lainnya adalah sayur “Oncau Ikan”.
            Sayur oncau ikan ini sudah tidak asing lagi pada sebagian masyarakat dikalimantan Barat, seperti di Kabupaten Melawi, yang merupakan Kabupaten ke-10 di Kalbar ini, disana mayoritas masyarakatnya bersuku dayak, yang menjadikan sayur oncau ini sebagai kuliner khas daerahnya, sebutan Oncau inipun berasal dari masyarakat suku dayak, uniknya dimelawi sendiri sebutan oncau juga memiliki sedikit perbedaan dalam masyarakat, pada masyarakat perkotaan ada yang menyebutnya sayur “angcaou”, pada masyarakat perdesaan biasa menyebutnya “onjau” , dan adalagi sebagian daerah yang menyebutnya “ancau”, namun umumnya lebih dikenal dengan “oncau”, hal itu dikarenakan di Kabupaten Melawi sendiri setiap kecamatan bahkan desa ada perbedaan logat dalam penyebutan kosakata bahasa Melawi, di melawi saja banyak perbedaan apalagi diluar Kabupaten melawi contohnya seperti di Kabupaten Ketapang mereka menyebutnya dengan sayur “gulai tempoyak”.
            Kabarnya, sayur oncau ini sudah lama ada di Kalbar, namun belum ada berita jelasnya mengenai sejarah kemunculnya di daerah Melawi, sayur  ini bahan utamanya adalah buah durian, unik bukan buah bisa dijadikan sayur!, konon katanya jaman itu masyarakat  yang hidup ditepi hutan tidak begitu banyak rempah-rempah yang bisa dijadikan bumbu untuk mencampuri sayur yang diperoleh dari hutan seperti dedaunan yang bisa dimakan dan lain-lain, oleh karena itu mereka berinisiatif untuk menjadikan buah durian sebagai campuran untuk memasak ikan,, buah durian itu disebut “tempoyak” ( isi/daging buah durian yang sudah dipisahkan dari bijinya kemudian dibiarkan lama, atau bahasa ilmiahnya difermentasikan ), dan ikan jenis apa saja bisa untuk dijadikan sayur oncau. Cintrasa dari tempoyak adalah asam, karena terjadinya proses fermentasi pada daging buah durian yang menjadi bahan bakunya, dan tempoyak merupakan makanan yang halal.

            Di Melawi tempoyak merupakan sebutan umumnya, karena ada beberapa daerah yang menyebutnya dengan sebutan “tembuyak” ada juga yang menyebutnya “tempuyak”, dan lain-lain, terkadang bukan hanya berbeda desa saja yang berbeda logat saat berbicara bahkan berbeda dusun saja logatnya berbeda.

pada umumnya banyak terdapat berbagai jenis kuliner yang tentunya dikenal oleh seluruh masyarakat Kalbar, meski berbeda persepsi disetiap bagian-bagian daerahnya, misalnya nama masakan yang sama namun terdapat perbedaan pada bahan-bahan untuk bumbu-bumbu penyedap rasanya, atau mungkin cara penyajian dan alat yang digunakan untuk memasak makanan tersebut, seperti pribahasa yang sering kita dengar “ Lain Lubuk, Lain belalang”, begitu juga dengan jenis kuliner yang ada di Kalbar, sayur Oncau yang terdapat dikalbar mungkin tidak sama dengan sayur oncau yang ada di Jambi. perbedaan-perbedaan itu bukan hanya antar kota saja, bahkan didalam satu kota, walau sedikit namun tetap memiliki perbedaan.
            Karena sayur Oncau ini bukan hanya terdapat di Kalbar tapi dikenal juga diberbagai daerah diluar Kalbar , karena berdasarkan sejarah munculnya tempoyak adalah hikayat yang diriwayatkan oleh Abdullah tempoyak sebagai makanan sehari-hari penduduk terengganu, ketika Abdullah bin Abdulkadir Munsyi berkunjung ke terengganu ( sekitar pada tahun 1836 ) ia mengatakan bahwa salah satu makanan kegemaran penduduk setempat adalah tempoyak berdasarkan sejarah yang terdapat dalam hikayat Abdullah, tempoyak merupakan makanan khas rumpun bangsa melayu, yaitu indonesia dan malaysia. Sedangkan di Indonesia seperti Kalimantan,  Aceh, Bandung, Jambi, pelembang, dan masih banyak lagi dipenjuru bumi indonesia telah mengenal masakan Oncau, namun tetap saja “lain lubuk lain belalang, tetap punya perbedaan bahkan tidak jarang kita temui satu jenis makanan yang sama namun berbeda sebutannya, itu jika kita lihat dari segi bahasa, intinya berbeda orang yang memasak pasti tetap beda rasanya meski menggunakan cara dan resep yang sama. Di Kalbar memasak tempoyak biasa dengan ikan namun di Palembang memasak tempoyak dicampur dengan ayam, sedangkan di Lampung tempoyak menjadi bahan dalam hidangan Seruit atau campuran dalam sambal.

            Berdasarkan yang penulis ketahui, di Kalbar sendiri  sayur Oncau ini belum bisa disebut sudah famelyar dikalangan masyarakat perkotaan, di ibu kota Pontianak saja sayur Oncau ini masih jarang ditemukan, namun  pada masyarakat perdesaan tertentu sudah banyak mengetahui dengan masakan ini.
            Namun seiring berjalannya waktu,  sayur oncau sekarang bukan hanya banyak digemari oleh masyarakat perdesaan saja, namun juga oleh masyarakat perkotaan di Kalbar, selain rasanya yang menggugah selera, sayur oncau juga mudah untuk dibuat, dan sangat mudah mencari dan memadukan bumbu-bumbunya, karena memang tidak terlalu banyak bahan yang dibutuhkan, asalkan sudah ada ikan dan tempoyak ( durian ) sayur oncau ini sudah pasti jadi.
            Tidak heran lagi didaerah luar Kalbar seperti Jambi sayur oncau juga digemari banyak orang, bau khas dari tempoyaknya seketika mengundang nafsu makan, baunya khasnya juga mudah dikenali, dan seperti langsung bisa kita rasakan dari asam dan manisnya bau dari hasil permentasi daging buah durian tersebut.
            Itulah beberapa alasan mengapa sayur oncau menjadi cepat populer dimasyarakat, konon katanya sayur oncau ikan  ini banyak yang menggemari selain enak tapi juga ada khasiatnya yaitu bisa cepat menambah berat badan, hal itu dikarenakan tingkat kandungan lemaknya yang tinggi sehingga mudah sekali menambah berat badan, dengan demikian wajar saja orang yang sudah gemuk karena lemak badan yang berlebihan makin bertambah berat badannya.
            Di melawi, Sayur oncau ini tidak hanya dimasak untuk sehari-hari sebagai menu makan dirumah saja, melainkan sering juga digunakan oleh masyarakat untuk menu makanan dalam acara-acara tertentu, seperti acara syukuran dan acara-acara besar lainya, dan sayur oncau disana sangat sering dijumpai pada acara-acara yang menarik dalam lingkungan masyarakat seperti, yasinan malam jum’at dirumah-rumah warga yang bertujuan untuk sekedar mendo’akan anggota keluarganya yang sudah meninggal, atau yasinan untuk sesudah memasang semen kubur  pada kuburan anggota keluarganya, mereka memilih sayur ini untuk dijadikan menu dalam acara-acaranya karena sayur ini mudah untuk dimasak, bahan-bahan yang mudah didapatkan serta lebih ekonomis.
            sayur oncau ini banyak memiliki keunikan karena sayur ini bukan saja hanya bisa dari ikan melainkan bisa juga dari daging seperti daging ayam, kambing dan lain-lain, dan dari buah-buahan juga bisa dijadikan sayur oncau, seperti buah pisang beserta kulitnya bahkan jantungnya, buah keladi beserta batangnya yang masih muda ( semacam talas ), rebung ( umbi dari bambu ) namun jika berbahan dasar dari rebung harus mengunakan tempoyak yang masih baru dibuat, sedangkan yang berbahan dasarkan dari ikan,buah-buahan, dan sayuran lain tidak harus menggunakan tempoyak yang baru jadi, asal masih bagus untuk dikonsumsi.
            Kemudian, Sebelum membahas tentang bagaimana proses memasak sayur oncau, terlebih dahulu membahas mengenai proses dan cara pembuatan tempoyak yang menjadi bahan dasar dari sayur oncau tersebut, dari dulu hingga jaman modern memproses atau mengolah tempoyak bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan, tidak perlu keahlian dan bakat, cukup tau saja cara membuatnya sudah cukup, mengapa tidak! Karena asal ada buah durian yang sudah matang dan tidak dalam keadaan busuk maka tidak susah untuk proses pembuatanya.
Pada zaman dulu di Melawi para orang tua membuatnya dengan alat-alat sederhana saja, setelah mengumpulkan buah durian yang cukup, mereka hanya perlu  parang yang digunakan untuk membelah buah durian, kemudian menyiapkan bambu yang agak besar  yang mereka sebut dengan buluh atau ada juga yang menyebutnya poringk, bambu itu mereka gunakan sebagai tempat untuk menyimpannya ketika sudah diproses, dan untuk tutup bambu tersebut sangat unik, mereka menggunakan kayu pelaik yang biasa  digunakan masyarakat yang hidup ditepi sungai  untuk jamban sebagai tempat mandi dipinggir-pinggir sungai.  mereka percaya bahwa dengan kayu pelaik rasa dari permentasi daging durian tersebut akan terasa lebih khas, dan katanya lalat-lalat enggan untuk singgah dikayu itu, selain itu kayu pelaik mudah dilunak-lunakan dan terasa lembut jika diremas-remas, selain itu kayu pelaik juga mudah untuk didapatkan ditepi-tepi jurang sungai,  selain mudah didapatkan disana, kayu pelaik juga mudah untuk dibentuk cukup dengan dibentuk menggunakan seraut ( pisau lancip ) kayu pelaik bisa dibentuk sesuai keinginan, tergantung kepandaian orang yang membuatnya.
Kemudian setelah alat-alat tersebut disiapkan, lanjut kepada tempat yang digunakan ketika memisahkan daging buah durian dari bijinya. adapun tempat yang mereka gunakan adalah daun pisang yang disimpan diatas nyiru yang terbuat dari anyamanan bambu foya ( bambu kecil yang sering digunakan anak-anak membuat senapan rujak ) atau anyaman yang dibuat dari ui ( seperti akar berbentuk panjang, berwarna kuning dan keras yang hanya bisa tumbuh didaerah rawa-rawa ), dan tempat dari anyaman itu mereka sebut dengan “ loyark- loyark”. Sedangkan alat yang digunakan untuk memisahkan dagingnya dari biji buah durian adalah forink yang diraut menggunakan seraut dan dibentuk seperti sendok, menurut masyarakat sana mereka percaya jika menggunakan forink sebagai alat untuk memisahkan daging buah durian dari bjinya itu rasanya lebih khas dan wangi jika dibandingkan menggunakan sendok dari besi, menurut mereka menggunakan sendok dari besi bisa mempengaruhi warna tempoyak yang sudah jadi nanti menjadi pucat tidak menguning seperti menggunakan sendok yang dibuat dari forink tadi.
Kemudian setelah mereka menyiapkan semua alat tersebut lanjut kepada proses pembuatannya, dimulai dari mengupas buah durian, kemudian memisahkan daging buah durian dari bijinya disimpan dalam nyiru ditaburi garam secukupnya diaduk-aduk, kemudian setelah diaduk secara rata barulah mereka masukan kedalam bambu yang telah disiapkan dan ditutup dengan tutupnya yang mereka buat dari kayu pelaik tersebut. didalam bambu yang ditutup rapat tanpa ada sirkulasi udara sedikitpun yang bisa masuk, karena itu sangat berpengaruh rasanya, jika bambu yang digunakan untuk proses fermentasinya masuk udara maka rasa nya akan menjadi lebih asam dari rasa normal.
Pada zaman itu Sungguh unik cara dan alat yang mereka gunakan untuk memprosesnya jika dibandingkan dengan zaman sekarang mereka tidak perlu mengeluarkan uang untuk modal membuatnya karena alat-alat yang mereka gunakan pada saat itu mudah untuk didapatkan pada sekitar rumah, dan proses memasak sayurnya mungkin sama saja pada zaman sekarang yang berbeda mungkin hanya pada alatnya.
Seperti itulah kira-kira proses pembuatan tempoyak pada zaman dulu. Yang tentu berbeda pada zaman modern seperti sekarang terutama mengenai alat-alat yang digunakan untuk memprosesnya bahkan cara memprosesnya.
 Menurut bunda Susi seorang ibu rumah tangga berusia 34 tahun yang sudah memiliki 3 orang anak dan tinggal di dusun Sawah Bonak kecamatan Sokan Kabupaten Melawi, sebagai seorang ibu rumah tangga dan berdarah asli melawi tentu mengerti dan banyak megetahui mengenai kuliner yang ada di daerahnya, beliaupun menuturkan cara memasak sayur oncau serta proses pembuatan tempoyaknya. menurut beliau membuat tempoyak sangatlah hal yang gampang untuk dilakukan semua orang, dan tidak perlu merengguk banyak uang untuk modalnya. pertama beliau menuturkan tentang proses pembuatan tempoyaknya.
Dan  inilah resep sederhana dari bunda Susi, “pertama memilih durian yang baru jatuh agar terasa kesegarannya,dan simpan ditempat yang sejuk biar kesegarannya tetap terjaga, kemudian durian-durian itu dibelah dengan menggunakan parang, setelah dibelah biji durian dipisahkan dari isinya menggunakan pegangan sendok dan disimpan didalam baskom ditaburi sedikit garam saja karena menurut beliau tidak perlu menggunakan banyak garam karena garam akan disesuaikan ketika memasaknya nanti , setelah ditaburi sedikit garam kemudian dimasukan kedalam galon atau teng-teng bekas dan kemudian ditututp rapat dengan menggunakan plastik putih dulu barulah menggunakan tutupnya, tiga hari berikutnya tempoyak siap untuk dikonsumsi dan dalam jangka yang lama tetap masih bisa dikonsumsi. Oleh karena itulah sebabnya mengapa harus ditutup menggunakan plastik putih terlebih dahulu barulah dengan tutupnya karena tidak boleh ada sedikitpun sirkulasi udara yang boleh masuk kedalam,  karena jika masuk udara tempoyak ini tidak akan mampu bertahan lama untuk dikonsumsi dan akan mudah busuk”.
Dari singkatnya cara membuat tempoyak bunda Susi ternyata terselip keunikan yang cukup menarik, menurut beliau ketika membuat tempoyak ini harus diteras atau serambi dapur agar gas-gas dari buah durian itu terbawa oleh angin dan tidak membuat rentan sakit perut bagi anak balita yang mengkonsumsinya nanti., dan berdasarkan yang beliau ketahui tentang tempoyak bukan hanya bisa dimasak ancau tapi juga bisa dimasak “lamui” yaitu sayur tempoyak dicampur dengan ikan namun tidak diberi air sedikitpun, serta tempoyak bisa digoreng dan dipariasi dengan udang,ikan tri dan lain-lain.
 Setelah itu bunda Susi pun memaparkan resep sayur “oncau ikan gabus”, sebelumnya beliau memilih ikan gabus karena menurut beliau ikan gabus ini dagingnya lebih kenyal dan lembut serta tidak terlalu banyak tulang sehingga ketika memakannya tidak begitu ribet,dan ikan ini pula yang paling sering beliau masak dirumahnya, dikarena suami beliau sendiri yang berpropesi sebagai swasta sekaligus petani mempunyai sebuah kolam ikan gabus dikebunnya dengan jumlah kurang lebih 400 ikan gabus sudah berumur hampir satu tahun, dengan demikian beliau tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli ikan kepasar, dan juga  semua anggota rumahpun menyukai ikan ini.
Kemudian bunda Susi menjelaskan resep sekaligus proses memasak sayur oncau,  pertama bersihkan ikan gabusnya sebanyak 1 kg setelah dibersihkan potong dengan ukuran sedang atau sesuai selera, namun akan lebih baiknya dipotong agak berukuran kecil agar bumbu-bumbunya lebih meresap kedalam daging ikannya, kemudian rendam ikannya dengan air perasan jeruk agar amisnya hilang, sambil menunggu air perasan jeruk menyerap kedalam ikan, potong buah terong putih sebagai campuran sayur, setelah itu tumbuk bumbu-bumbunya. yang pertama ditumbuk adalah buah kunyit sebesar jari telunjuk kemudian ditaburi garam 1 sendok makan, keduanya ditumbuk  sampai halus dulu baru setelah itu cabe rawit yang masih hijau agar warnanya terlihat segar,kemudian masukan juga bawang putih 4 siung dan bawang merah 2 siung, lalu micin secukupnya, dan semuanya ditumbuk hingga halus, setelah itu memarkan dua pohon serai dengan menggunakan batu tumbukan ditepi lesung tumbukan, menurut beliau serai  tidak boleh ditumbuk karena jika ditumbuk wangi dari serai itu akan hilang dan harum dari sayurnya akan sedikit berbeda. kemudian ketika ditanya mengapa beliau memilih kunyit yang masih asri dan utuh ketimbang membeli bubuk kunyit yang sudah jadi? Menurut beliau kunyit yang  masih utuh dan asli, kandungan khasiatnya lebih bagus dibandingkan dengan kunyit yang sudah diproses.
Setelah semua bahan disiapkan, panaskan minyak goreng sebanyak 2 ons dalam kuali, setelah panas tumis bumbu-bumbunya,kemudian masukan air putih satu liter setengah, tunggu hingga airnya mendidih, setelah airnya mendidih masukan tempoyak kedalam kuali tunggu beberapa saat sambil diaduk-aduk agar tempoyaknya membaur rata dengan air dan bumbu-bumbu lainnya, tunggu satu menit hingga tercium harumnya barulah masukan ikan gabusnya, ditutup sampai benar-benar mendidih, masukan terongnya dan tambahkan 5 sendok makan gula pasir, tunggu hingga 10-15 menit, dan jika airnya sudah sedikit menyusut berarti sayur oncau siap dihidangkan.
Bunda Susi memiliki keunikan dan rahasia dalam menghidangkannya agar makan terasa lebih nikmat yaitu dengan duduk dilantai bersama-sama atau lesehan secara melingkar biar terlihat rame dan terasa akan kehangatan keluarga, beliau tidak menyukai makan diatas meja karena menurut beliau makan diatas meja tidak sehangat dengan duduk bersama-sama diatas  lantai yang beralaskan dengan tikar. Dan sebelum menghidangkannya terlebih dahulu menyiapkan tikar, kemudian piring, gelas, ceret berisi air minum dan air didalam baskom untuk mencuci tangan, kemudian menyiapkan timun atau daun kunyit untuk dijadikan lalapan ketika makan  barulah mengidangkan nasi yang dimasukan kedalam bakul dan yang terahir sayur oncaunya yang dihidangkan dengan kualinya, katanya jika dihidangkan dengan kualinya terasa lebih nikmat ketimbang dipindahkan kedalam mangkok atau baskom.
Itulahlah serangkaian  proses serta resep sayur oncau yang disampaikan oleh bunda Susi. Kehangatan dari masakan ini bisa  mengidupkan suasana dalam rumahnya, kebersamaan disaat sedang makan lebih terasa harmonis, bukan tidak mungkin saat jauh dari keluarga akan merindukan saat-saat seperti ini dirumah.
History mengenai sayur oncau tentu tidak sampai disini, bukan hanya bunda Susi yang mengerti sesuk beluk mengenai sayur oncau. Seperti ynag penulis katakan sebelumnya di Melawi berbeda desa dan dusun saja memiliki perbedaan mulai dari logat bahasa bahkan hingga pada cara memasaknya mengapa demikian?
Menurut Sibandi seorang alumni mahasiswa IAIN pontinak, yang berasal dari Melawi tepatnya di desa Sijau kecamatan Sokan beliau yang sekarang sudah bekerja di salah satu perusahaan di Kabupaten Mempawah, ketika ditanya mengenai sayur oncau di daerahnya yang sering ia masak ketika berada di ibu kota Pontianak karena merasa rindu dengan rasa dari sayur oncau yang sering dirasakan saat berada dikampung halamannya yang pulang mungkin hanya ketika lebaran tiba, karena di ibu kota pontianak memang jarang  ditemukan di rumah-rumah makan yang ada dipontianak, beliau mengatakan” sayur ini sangat mudah dibuat, rasanya enak dan sangat khas rasa dari hasil permentasi daging durian,cocok untuk dicampurkan dengan semua jenis ikan dan daging bila dimasak kuah, baunya yang menggugah selera dengan jarak 2 meter saja baunya sudah menyengat dihidung dan membuat perut lapar ketika baunya terdeteksi oleh hidung” itulah yang membuatnya rindu dengan sayur ini ketika berada di Pontianak.
Sebagai seorang pemuda yang masih lajang dan mantan mahasiswa yang hidup sendiri, beliau banyak mengetahui  tentang sayur oncau yang beliau sebut sayur “onjau”, bisa dibilang beliau ini  seorang pemuda yang pandai dalam hal masakan. Beliaupun memaparkan tentang proses memasak sayur oncau menurut versinya yaitu “sayur onjau pedas ikan baung” bahannya simple saja yaitu ikan baung 5,ons tempoyak 2 ons,cabai rawit 1 ons,kunyit segar sebesar bulir jagung, 1 pohon serai segar,gula satu sendok makan,garam dan micin secukupnya air secukupnya, tidak menggunakan bawang putih dan bawang merah agar tidak menandingi wangi dari serainya.
Adapun cara beliau memasaknya juga sangat simple pertama bersihkan ikan baung dan potong-potong sebesar dua jari saja, tumbuk kunyit,cabai,dan bumbu-bumbu lainya sampai halus, kemudian memarkan serai dengan tangan dengan cara dilunak-lunakan begitu saja agar baunya lebih merebak, setelah itu cairkan tempoyaknya dengan sedikit air, kemudian tumis bumbu-bumbunya yang sudah ditumbuk halus lalu masukan ikan baung sambil dibolak balik sampai bumbunya meresap kedaging ikannya, karena dengan cara ikan terlebih dahulu ditumis seperti ini sayurnya tidak akan mudah basi, setelah itu barulah masukan tempoyak yang sudah dilarutkan dengan air tadi jika kurang tambahkan air lagi dan masukan serai yang sudah dimemarkan kemudian ditutup ditunggu hingga mendidih,tumis beserta bumbu agar tercium lebih wangi, dan di masak dengan api sedang agar dagingnya masak secara merata, setelah mendidih masukan gula dan tunggu hingga matang, sayur onjau ikan baungpun siap untuk dihidangkan, menurutnya makan terasa nikmat selagi masih panas, dan makan dengan sambal petai menjadi lebih padu dan nikmat!.
Masakan sayur oncau pada umunya memang menggunakan bumbu hasil tumbuk sendiri karena dari jaman dulu hingga sekarang munggunakan bumbu hasil tumbuk sendiri lebih nikmat dan tentu lebih ekonomis. Berdasarkan dua pendapat diatas ternyata sedikit berbeda dari bahan serta proses memasaknya.

Cara umum membuat tempoyak sebagai berikut :
Bahan  : buah durian dan garam
Alat     : teng bekas, sendok, baskom, parang, plastik putih
Cara membuat : belah buah duriannya menggunakan parang dan pisahkan daging buah durian dari bijinya menggunakan sendok, sementara simpan di dalam baskom, kemudian setelah selesai dipisahkan dari bijinya taburkan garam secukupnya tergantung banyak duriannya, diaduk agar garamnya merata , baru kemudian disimpan kedalam teng bekas tutup menggunakan plastik putih agar gas dan baunya tidak keluar, serta tidak ada udara yang masuk agar tempoyaknya bisa bertahan lama untuk dikonsumsi, barulah ditutup lagi dengan tutup dari teng, simpan ditempat yang kering dan terlindungi dari sinar matahari agar tetap awet dan tidak terlalu asam. Setelah 3 hari kemudian tempoyak siap dikonsumsi dalam jumlah waktu yang lama hingga 2 tahun kemudian.
 adapun resep umum dari sayur oncau ikan, misalkan menggunakan ikan Mas, adalah sebagai berikut :
Bahan : -ikan Mas 2 kg
            -tempoyak 5 ons
            -cabai rawit secukupnya
            -bawang putih 5 siung
            -bawang merah 3 siung
            -jeruk nipis
            -3 pohon serai
            -gula secukupnya
            -garam secukupnya
            -micin secukupnya
            -minyak goreng 2 ons
            -1 buah kunyit  sebesar ibu jari
            -air putih secukupnya
Alat : wajan, batu tumbukan, pisau, sendok dan spatula.

Cara memasak : bersihkan ikan mas dengan menggunakan air, setelah benar-benar bersih rendam 3 menit dengan perasan air jeruk nipis, cairkan tempoyak dengan air dan gula secukupnya, kemudian tumbuk kunyit dan garam setelah keduanya halus masukan cabai rawit, bawang putih, bawang merah, garam dan micin secukupnya kedalam batu tumbukan dan tumbuk hingga halus, memarkan serai dengan batu tumbukan diatas lesungnya, kemudian panaskan minyak goreng, setelah panas tumis bumbu-bumbu yang sudah ditumbuk halus dan masukan juga serai yang sudah dimemarkan, setelah dibiarkan beberapa saat masukan ikan mas yang sudah direndam dengan air jeruk dan sudah dibilas dengan air putih, bolak balik hingga ikannya berubah warna baru kemudian masukan tempoyak yang sudah dilarutkan dengan air tutup hingga mendidih dan tunggu hingga ikannya matang, sayur oncau ikan mas pun siap dihidangkan. Taburi goreng bawang merah agar lebih wangi.